MENU UTAMA

Friday, July 13, 2007

Kawan, Dua Sayap Kecil itu Mulai Tumbuh...

Sepasang sayap kecil Garuda merah putih memang sudah tumbuh. Seiring dengan kemenangan pertama dilaga pembuka grup D saat mengalahkan bahrain dengan skor 2-1.Ekspektasi yang tinggi juga tengah bergantung di leher Garuda merah putih, harapan dan doa menggumam di segenap penjuru. Namun ternyata rasa pesismis itu juga masih menghantui perasaan kita. Yaa,... Arab Saudi silangganan piala dunia yang akan kita hadapi malam nanti(14 juli 2007). Selama ini belum sekalipun kemenangan bisa kita raih disemua event di sepanjang 25 tahun terakhir ini. sejarah seperempat abad kita menjadi pecundang, bisakah kita merubah dalam waktu semalam?

Setiap sudut Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, akan memerah. teriakan pembangkit semangat akan menggema, saat Garuda Merah Putih memasuki gelanggang termegah di bumi pertiwi ini. Jutaan pasang mata akan melotot menyimak laga yang sangat penting ini. apa lagi Sang RI 1 juga berjanji akan meluangkan waktu menyimak penampilan Budi Sudarsono dan kawan-kawan. Satu asa satu rasa semua ingin menjadi saksi saat sejarah mulai berubah. Dan tanda-tanda itu juga sudah di mulai saat negara- negara tetangga seperti halnya Thailand dan Vietnam yang begitu perkasa membalikan semua anggapan dan prediksi pengamat sepakbola.

Jejak itu sudah terlihat, bahkan semakin terang, hanya saja sayap yang baru tumbuh itu apakah akan mampu melewati samudra sejarah yang sudah terbentang selama seperempat abad? kepaknyapun juga belum terasa benar, tenaganya masih lemah, jangkauanya juga masih belum seberapa, tapi kapanlagi kalau bukan sekarang? (seperti semboyan sebuah situs berita dalam negeri).

Semua orang tahu dan kita akan mengantarnya menuju gerbang perubahan. yaa perubahan catatan sejarah, seperempat abad selalau menjadi pecundang saat berhadapan dengan Arab Saudi. Nanti malam adalah saat yang tepat untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita ada. Beri perlawanan, kalahpun jutaan orang akan memakluminya, asalkan kita juga bisa membalas membuat gol kegawang lawan dan tidak menjadi lumbung gol seperti yang sudah-sudah di masa lalu.

Modal untuk itu kita sudah punya. Tahun 2004 kita kalahkan Qatar dengan 2-1 saat piala asia di gelar di Cina. Empat tahun sebelumnya di Lebanon Garuda Merah Putih juga menorehkan sejarah dengan menahan imbang tim favorit juara Kuwait dengan skor 2-2. Tahun ini di kandang kita Bahrain yang selama ini selalu perkasa kita beri pelajaran dengan 2-1. Itu artinya kita semakin memahami titik lemah sepakbola khas jazerah arab. Meskipun kualitas Arab Saudi di atas keduanya, namun hampir tidak berbeda gaya yang di tampilkan. kita bisa meredamnya dengan konsentrasi dan permainan bola-bola pendek satu dua sentuhan dan mengandalkan kecepatan para kurcaci di lini tengah.
INDONESIA SEDANG MENANTIKAN HASIL DARI KERJA KERAS PARA MIDAS.

Lanjut......

Monday, July 9, 2007

Mampukah Indonesia Melawati Hadangan Bahrain?

Jika di gelaran piala asia 2004 banyak yang mengatakan hanyalah sebuah kejutan saat Indonesia mengalahkan Qatar dengan skor 2-1 atau ketika Bahrain melaju ke partai semifinal juga hanya dianggap sebagai suatu kebetulan, tentunya sore ini akan menjadi waktu yang pas untuk di jadikan ajang pembuktiannya.

Indonesia dan Bahrain kembali bergabung dalam satu grup di ajang Piala Asia 2007 ini dan akan saling berhadapan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Di ajang piala Asia sebelumnya, setelah memetik kemenangan perdana dari Qatar, Indonesia kemudian di kalahkan Bahrain dengan skor 3-1. Bermain di kandang sendiri dan mendapat dukungan langsung dari para pecinta bola tanah air, serta komposisi pemain yang tidak jauh berbeda di harapkan bakal terjadi revans.

Bahrain sendiri selama ini di kenal sebagai tim yang mampu bermain cepat dengan kombinasi umpan-umpan panjang yang ditunjang fisik bagus dan skill individu yang mumpuni, dalam empat pertemuannya juga tercatat hasil imbang, dua kali masing- masing tim saling mengalahkan dan dua kali bermain imbang.

Tanpa bermaksud memandang remeh kekuatan tim dari Jazerah Arab ini, tentunya saat yang tepat bagi Garuda Merah Putih untuk dapat memetik kemenangan perdana untuk menjadi bekal dalam pertandingan berikutnya menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan. Apalagi tuan rumah lainnya dari kawasan Asia Tenggara, secara mengejutkan Thailand mampu bermain imbang saat menghadapi finalis Asian Games, Irak di grup A dengan skor 1-1. Begitu juga di grup B ketika Vietnam mampu menjungkalkan Uni Emirat Arab dengan dua gol tanpa balas.

Di ajang Piala Asia meskipun selama ini Indonesia baru sebatas sebagai penggembira namun Garuda Merah Putih juga mempunyai kebiasaan- kebiasaan nyleneh yang positip, seperti halnya gol Widodo C Putra tahun 1996 saat pertama kalinya Indonesia tampil di putaran final Piala Asia, dianggap sebagai gol terbaik dari semua hajatan Piala Asia dan menahan tim kuat Kuwait dengan skor 2-2. Begitu juga ketika penyelenggaraan 2004, Indonesia untuk pertama kalinya meraih kemenangan di ajang piala asia lewat kekalahan Qatar dengan skor 2-1.

Sekarang untuk pertama kalinya Indonesia di tunjuk menjadi tuan rumah gelaran terakbar di kawasan Asia, kejutan apa lagikah yang akan di torehkan Garuda Merah Putih?



Lanjut......

 

MENU UTAMA: